CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Wednesday, April 23, 2008

Me in Glamorous

Padang Kota Lama, George Town
Hmm...

Boleh Tahan



Cerita Si Tukang Kayu


Seorang tukang kayu tua ingin berhenti kerja daripada pekerjaannya di sebuah perusahaan estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut kepada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya.
Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada si tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk miliknya.
Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan keterpaksaan ia mengerjakan projek itu. Ia Cuma menggunakan bahan-bahan yang sekadar ada.
Akhirnya selesailah rumah yang diminta. Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.
Ketika pemilik perusahan itu datang melihat rumah yang dimintainya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. “Ini adalah rumahmu“ katanya ”hadiah dari kami”. Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesal. Seandainya dia mengetahui bahawa dia sebenarnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri, tentunya akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali dan tentunua yang terbaik sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.
Itulah yang terjadi dalam kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha ala kadarnya sahaja. Bahkan, pada bahagian-bahagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik. Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri. Seandainya kita menyadari sejak dari mula tenutnya kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeza.
Renungkanlah rumah yang sedang kita bangun. Setiap hari kita menukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap. Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup. Biarpun kita hanya hidup satu hari, maka dalam satu hari itu kita pantas untuk hidup penuh keagungan dan kejayaan.
Apa yang boleh diterangkan lebih jelas lagi. Hidup kita esok adalah akibat dari sikap dan pilihan yang kita perbuat pada hari ini. Hari perhitungan adalah milik Tuhan, bukan kita. Pastikan kita pun akan masuk dalam barisan kemenangan.Haleluya...


“HIDUP ADALAH PROJEK YANG KITA KERJAKAN SENDIRI”

Monday, April 21, 2008

Sumwhere in Memory



1st of All


Segala sesuatu pasti akan ada waktunya....

dan inilah saatnya untuk kita bermula menuju ke arah tujuan sebenar kita....

"Orang Kita"